Profil SOURCES OF INDONESIA (SOI)

Latar Belakang

Sources of Indonesia (SoI) atau (Sumber-sumber daya Indonesia) lahir di Medan pada 24 November 2005. Keberadaan lembaga ini berawal dari kegelisahan para aktivis yang melihat upaya demokratisasi kandas akibat lemahnya pilar demokrasi dalam penegakan keadilan sosial. Hal ini sejalan dengan kondisi pelestarian lingkungan hidup yang memburuk. Kemudian menyebabkan kemampuan masyarakat untuk melanjutkan kehidupan secara berkeadilan sosial semakin lemah, kalau belum bisa dikatakan hancur. Lembaga ini adalah sebuah institusi non profit yang berorientasi pada pengembangan dan penguatan kapasitas masyarakat lokal dengan tetap berbasiskan pada konsep-konsep kearifan lokal. Pengembangan tersebut menjadikan lembaga ini bekerja bersama-sama masyarakat menuju demokratisasi yang berkeadilan sosial. Meski dideklarasikan tahun 2005, SoI sesungguhnya sudah mulai bergeliat sejak tahun 2004. Lembaga ini sebelumnya bergerak di bidang pembuatan film dokumenter sebagai bahan kampanye lingkungan, penguatan rakyat, menuju demokratisasi di Indonesia.

Visi

Terwujudnya masyarakat sejahtera yang berkeadilan sosial berlandaskan pada hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi demi keberlangsungan mahluk hidup.

Misi

Menguatkan kapasitas rakyat menuju kehidupan sejahtera berkeadilan sosial berlandaskan hak asasi manusia dan demokrasi.

Peran

SoI memiliki peran sebagai fasilitator penguatan masyarakat dalam upaya menuju demokratisasi yang berkeadilan sosial.

Strategi

Sebagai sebuah gerakan sosial, lembaga ini secara sadar meletakkan pondasi gerakan sosialnya pada sektor penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk mencapai penguatan komunitas (Community Empowerment). Upaya penguatan masyarakat tidak bisa dilihat secara parsial dalam konteks sosial politik, tapi juga harus menyentuh sektor-sektor lain sebagai modal rakyat menuju perubahan ke arah demokratisasi yang berkeadilan sosial. Bentuk-bentuk demokratisasi yang dipahami oleh SoI adalah mendekatkan rakyat kepada pusat-pusat kekuasaan (Local Autonomy). Sehingga rakyat memiliki akses kuat ke pusat pengambil kebijakan. Di samping melakukan penguatan langsung pada masyarakat, SoI juga menyadari pentingnya peran komunikasi (Communication Approach) sebagai upaya percepatan perubahan tersebut.